Senin, 03 Desember 2012

Jangan Lupa Bawa Sinyal ….


 

Jual hape?
Bukan. Gambar itu bukan diambil di konter hape melainkan di teras barak pekerja camp. Penempatan hape tersebut juga bukan berarti pemiliknya memajang karena hape-nya basah atau sebab lain. Ini menandakan bahwa di tempat tersebut ada sinyal yang bisa digunakan untuk berkomunikasi. Rak kayu sengaja dibuat untuk memudahkan menempatkan hape. Karena apabila hape dipindah, sinyalnya bisa saja menghilang. Jangankan dipindah, bergesar tempat saja kadang sinyalnya langsung berkurang menjadi tinggal satu atau dua bar.



Gambar tersebut diambil di salah satu camp yang kebetulan letaknya tidak jauh dari pemukiman atau tower BTS. Di camp-camp yang lain, yang jauh dari pemukiman, karyawannya harus bersabar hati jika ingin berkomunikasi. Yang menarik adalah, meskipun di beberapa camp terdapat sinyal, jangkauannya kadang berupa spot-spot yang menyebar. Di dalam spot itulah sinyal bisa ditangkap, dan luasnya kadang hanya radius dua atau tiga meter saja. Menjauh dari titik tersebut sinyal mendadak blank. Tidak usah heran jika melihat ada yang bertelepon sambil berjalan hilir mudik ke sana ke mari. Tujuannya tentu saja untuk mendapatkan penangkapan sinyal yang lebih baik. Tidak masalah jika untuk itu harus berjalan merunduk-runduk, atau duduk dengan posisi canggung. Yang penting suara jelas dan komunikasi lancar.







Ada salah satu base camp yang beruntung memiliki tiga spot sinyal. Satu di kantor, satu di persemaian, satu lagi di depan dapur umum. Sinyal yang ada di kantor berada di jendela belakang. Itu sebabnya di sana karyawan menempatkan hape-nya masing-masing sehingga kalau ada nada sms atau telpon masuk bisa langsung terdengar. Begitu terdengar nada sambung, hampir semua karyawan menoleh. Kalau nada sambungnya khas, dengan segera pemilik hape akan bergegas. Kalau nada sambungnya sama (kadang mereka tidak mengubah nada default), yang merasa memiliki nada tersebut juga menoleh untuk memastikan hape siapa yang berbunyi. Kalau ternyata ruang kerja pemilik hape berada jauh dari jendela belakang, maka segera terdengar teriakan mendayu, “Hetiiiiiiiii …… Telepoooooon ….” Maka Si Heti akan bergegas meninggalkan meja kerjanya, berpacu dengan waktu agar nada panggil tidak keburu berhenti.


Juga menjadi pemandangan menarik ketika malam hari seusai jam makan, halaman dapur umum dipenuhi karyawan yang hendak menelpon. Waktu pertama kali berada di sana, saya sempat heran melihat kerumunan begitu banyak orang, menunduk-nunduk seperti mencari sesuatu yang jatuh di tanah. “Lagi nyari sinyal, Om….” kata seseorang menjelaskan. “O begitu…”, kata saya dalam hati. “Kirain lagi nyari laron…” Sebetulnya di persemaian juga ada sinyal tapi tempatnya lumayan jauh. Selain itu nyamuknya juga minta ampun, pada berebutan ingin ikut bertelepon ria.



Karena itu, jika Anda berencana berkunjung ke base camp yang tidak memiliki akses sinyal, ingatlah selalu akan dua hal. Pertama, lupakan untuk bertelepon ria selama berada di sana. Atau, jika kebutuhan bertelepon tidak bisa dihindari, jangan lupa untuk membeli sinyal di konter terdekat …