Apakah di camp ada sekolah? Pertanyaan ini pernah diajukan oleh seorang rekan, dan jawabannya bisa ya bisa tidak. Perusahaan-perusahaan besar yang memahami pentingnya sumber daya manusia, biasanya menyediakan sekolah di lokasi base camp. Sarana belajar tersebut dibangun seluruhnya oleh perusahaan. Bahkan guru-gurunya pun digaji perusahaan. Ada yang murni bekerja sebagai pengajar, ada juga yang paruh waktu, dalam arti tercatat sebagai karyawan kantor tapi pada siang atau sore hari menjadi guru di sekolah tersebut. Murid-muridnya terutama anak para karyawan, meski tidak tertutup kemungkinan ada juga anak masyarakat di sekitar camp yang ikut bersekolah di situ.
Tapi ada juga perusahaan yang tidak menyediakan sarana belajar untuk anak-anak karyawannya. Pertimbangannya bisa karena jumlah anak-anak yang sedikit, bisa karena tidak jauh dari camp ada perkampungan yang sudah memiliki sekolah.
Jika di camp atau di kampong terdekat tidak ada sekolah – apaboleh buat – anak-anak harus ‘dikeluarkan’ dari lingkungan camp begitu memasuki usia belajar. Jika ada keluarga yang bisa dititipi, cukuplah si anak yang dikirim ke kampung dalam pengasuhan tante atau neneknya. Jika tidak ada wali murid – apaboleh buat – sang ibu harus rela berpisah dengan suaminya demi masa depan anak yang lebih baik.
Karena berada di lingkungan base camp, apa yang dilihat murid tidak jauh dari suasana operasional perusahaan. Truk-truk raksasa bermuatan kayu-kayu besar menjadi pemandangan sehari-hari. Kadang-kadang mereka juga menumpang truk tersebut jika kebetulan sedang kosong muatan. Jika tidak ada truk yang lewat, berjalan kaki menyusuri jalan angkutan kayu terpaksa harus dijalani. Bersekolah di pedalaman identik dengan sekolah di alam liar. Jalan setapak dengan rumput setinggi lutut harus dilalui, rawa-rawa dengan air menghitam harus diseberangi, dan segerombol burung rangkong (Buceros rinocheros) berkaok-kaok di atas langit mengiringi upacara pagi hari.
Ketika di kota banyak yang antusias menyekolahkan anaknya di sekolah alam karena pola pengajaran yang berbeda, jauuuh di pedalaman sana anak-anak tidak perlu memilih karena berada di sekolah alam yang sesungguhnya….