Rabu, 11 Agustus 2010
Black And White
Saya suka foto ini.
Foto yang diambil di pesisir Pantai Danaruma – sekitar satu jam perjalanan longboat ke arah barat Distrik Kokas – ini membuktikan bahwa saya tidaklah sehitam yang saya kira. Selama ini saya sering risau dengan warna kulit yang semakin gelap. Itulah sebabnya sejak beberapa tahun terakhir akrab dengan krim pemutih yang menurut iklannya di tivi dapat memberikan efek lebih putih dalam beberapa minggu.
Pada saat bertugas di Fakfak, rasa risih itu berkurang. Karena ternyata masih banyak yang kulitnya lebih gelap dan lebih hitam daripada saya! Hampir sebagian besar pekerja – yang didominasi warga setempat – memang memiliki kulit hitam, tipikal warna kulit masyarakat Papua.
Markus (28 tahun) yang duduk di sebelah kanan, pemuda asli Kaimana, barangkali menjadi pembanding yang tepat. Badannya yang hitam kekar merupakan tipikal rata-rata warga setempat. Sering saya berseloroh padanya, “Markus, kalau jalan malam-malam jangan lupa tertawa ya!....”
“Kenapa, Bapak?” sahut Markus polos.
“Supaya orang tidak tabrak kamu, karena bisa lihat gigimu....”
Markus hanya tertawa keras. Dan gigi putihnya terlihat sempurna. Kalau saja Markus berjalan di malam hari tanpa memperlihatkan giginya, saya kuatir akan ada yang menabraknya. Apalagi Markus punya kebiasaan bertelanjang dada kemana-mana.
Di sebelah kiri berdiri Bilal Heremba (25 tahun), warga asli Distrik Kokas yang lebih sering menyebut namanya menjadi ‘Billy’, memiliki kulit tidak sehitam Markus. Tidak jelas kenapa kulit Billy tidak hitam legam seperti Markus. Tapi kemungkinan karena Markus asli penduduk pedalaman, sementara Billy tinggal di pesisir yang tingkat pembaurannya lebih tinggi. Hampir sebagian besar perkampungan di pesisir Papua banyak disinggahi pendatang dari Sulawesi dan Jawa, sehingga kemungkinan kawin campur selalu ada.
Saya suka foto ini.
Karena menggambarkan pembauran. Menggambarkan tidak adanya perbedaan suku dan warna kulit. Semua sama, semua punya hak yang sama untuk bergaul, bekerja, dan berkumpul. Tidak peduli saya yang dari Jawa, tidak peduli Markus yang dari Kaimana. Tidak peduli Billy yang coklat matang, tidak peduli Markus yang hitam legam. Tidak peduli Markus yang lebih menikmati rokoknya, Billy yang tersenyum ke arah kamera, dan saya mengamati kulit tangan yang rasanya semakin lama semakin menghitam sambil bergumam, “Padahal saya sudah pake Ponds tiap hari....”
Ponds, merek kosmetik yang katanya bisa memutihkan kulit dalam hitungan minggu....
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar