Bagi sebagian besar orang, kehidupan di tengah hutan seringkali dibayangkan serba menyeramkan. Komentar pertama yang sering saya dengar saat seseorang tahu bahwa saya bekerja di tengah hutan adalah, “Ih, serem ya Mas? Banyak ularnya ya Mas?”
Komentar itu tidak sepenuhnya salah, meski juga tidak sepenuhnya benar.
Kehidupan di tengah belantara, meski terpencil dari mana-mana, tetap saja memiliki fasilitas yang memadai. Tidak ada bedanya dengan sebuah komplek perusahaan. Ada kantor, ada bengkel, ada perumahan karyawan, ada sarana ibadah, bahkan juga sarana berolahraga.
Kurangnya sarana rekreasi menjadikan olahraga menjadi salah satu alternatif untuk relaksasi. Hampir di setiap base camp selalu memiliki lapangan luas di tengah-tengahnya. Di lapangan itulah para karyawan – dan terutama para istri karyawan, ini uniknya – mengisi saat-saat senggang dengan berolahraga.
Meski lapangannya bisa untuk sepakbola, tapi olahraga yang paling populer justru volley ball. Alasannya karena lapangan volley tidak terlalu luas, murah meriah, dan jumlah pemain yang enam orang tidak sulit dikumpulkan. Cukup dengan satu bola dan sepatu apa adanya, mereka dapat berolahraga sambil bergembira sambil mengusir kepenatan kerja.
Ibu-ibu istri karyawan biasanya mulai berkumpul pukul empat sore. Pukul setengah lima biasanya suara riuh dan tepukan mulai menggema. Lewat pukul lima sore – yang merupakan akhir jam kerja – suasana di lapangan volley tambah rame. Karyawati putri ikut bergabung. Disusul karyawan pria membentuk sesi pertandingan tersendiri di lapangan lainnya.
Tidak ada aturan yang membatasi regu pemain. Siapa pun boleh bergabung selama masih ada tempat. Bahkan bagi yang tidak hobi bermain volli pun, datang ke lapangan merupakan hiburan tersendiri. Setidaknya bisa memanjakan mata dan sama-sama mendapatkan manfaat dari olahraga. Sehat jasmani, sehat rohani....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar