Rabu, 12 Mei 2010

Ampas Kelapa sebagai Pelindung Benih


Sewaktu bekerja di pedalaman Tapanuli Selatan (kini Kabupaten Mandailing Natal – pen.) saya berinisiatif mengisi waktu dengan bercocok tanam. Merasa sebagai ‘orang kota’, biasanya saya berkonsultasi dulu dengan masyarakat setempat jika akan menanam sesuatu. Demikian pula ketika terpikir untuk menanam cabe di halaman belakang.
Orang kampung yang saya mintai pendapat menyarankan begini, “sebelum benihnya disemaikan, rendam dulu dengan air panas satu malam sebelumnya.”
O, kalau itu saya sudah tahu. Gunanya untuk mempercepat proses tumbuhnya benih. Dengan direndam dalam air panas, kulit benih menjadi lunak sehingga kecambah lebih mudah menembus keluar. Besok paginya sudah kelihatan bintik-bintik putih kecambah di tepian benih. Dengan cara itu kita sekaligus bisa mengetahui mana benih yang baik dan mana yang jelek.
“Jangan lupa bawa ampas kelapa,” kata Bapak itu lagi. “Nanti ditaburkan di sekeliling tempat semainya.”
Nah, kalau yang ini saya baru mendengar.
“Untuk apa, Pak?”
“Di sini banyak semut yang suka memakan benih. Dengan adanya ampas kelapa tadi, semut-semut itu akan memakan ampasnya lebih dulu. Begitu ampasnya habis, benihnya sudah tumbuh dan sudah aman dari gangguan semut.”
Saya mengangguk-angguk mengerti.
Yang begini ini tidak pernah disebutkan dalam buku panduan. Memang benar kata pepatah, pengalaman adalah guru yang paling baik.


dimuat di majalah intisari No.530/September 2007

Tidak ada komentar:

Posting Komentar